Twitter
RSS

Tugas Java 3

0
Bunga.java

abstract class bunga {
protected String nama;
protected String Negara;
protected boolean punyaWangi=false;

public bunga (String nama,String negara,boolean wangi){
this.nama=nama;
Negara=negara;
punyaWangi=wangi;
}

public abstract void harum();
public static void bau(){
System.out.println("huh baunya ga sedap..");
}

public void cbabunga(){
System.out.println("Nama Bunga : "+nama);
System.out.println("Negara : "+Negara);
System.out.println("Wangi tidak bunganya : "+punyaWangi);
}
}

Mawar.java

class mawar extends bunga{
public mawar(){
super("Bunga Mawar","Indonesia",true);
}
public void harum(){
System.out.println("\nhmm... wangi yach bunganya");
}
public static void main(String[]args){
mawar m=new mawar();
m.cbabunga();
m.harum();
}
}

Output :


Nama Bunga : Bunga Mawar
Negara : Indonesia
Wangi tidak bunganya : true


raflesia.java

class raflesia extends bunga{
public raflesia(){
super("Bunga Raflesia","Indonesia",false);
}
public void harum(){
System.out.println("\nhuh baunya ga sedap..");
}
public static void main(String[]args){
raflesia m=new raflesia();
m.cbabunga();
m.harum();
}
}

Output :

Nama Bunga : Bunga Raflesia
Negara : Indonesia
Wangi tidak bunganya : false

"peranan bahasa indonesia dalam konsep ilmiah"

0
Dalam menulis karya ilmiah diperlukan penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar. Karena karya ilmiah itu sendiri akan menjadi sumber ilmu yang akan menjadi rujukan bagi banyak orang dalam menulis. Namun banyak karya ilmiah yang kurang memperhatikan aspek bahasa ini. Kebanyakan dari penulis hanya memperhatikan aspek isi saja.

Di dalam kehidupan sehari-hari, kita selalu berbahasa. Bahasa begitu besar peranannya dalam kehidupan. Adapun pengertian Bahasa Indonesia itu sendiri adalah kesatuan bunyi penuh arti yang bersifat arbitrer yang berfungsi sebagai sarana komunikasi.

Berdasarkan keadaannya, bahasa dapat dibagi menjadi dua jenis dua jenis, yaitu bahasa formal dan bahasa nonformal. Bahasa formal adalah bahasa yang digunakan dalam keadaan yang resmi, sedangkan bahasa nonformal adalah bahasa yang digunakan dalam keadaan yang tidak resmi.

Sedangkan menurut penyampaiannya, bahasa dapat dibagi atas dua jenis, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulisan. Bahasa lisan adalah bahasa yang yang dipakai dalam berkomunikasi secara langsung, sedangkan bahasa tulisan digunakan dalam berkomunikasi secara tidak langsung.

Kedua jenis bahasa tersebut mempunyai aturan-aturan tersendiri yang harus harus di ikuti untuk berbahasa yang baik dan benar. Dalam bahasa indonesia dikenal istilah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). EYD adalah aturan-aturan untuk berbahasa dengan baik yang benar.

Karya ilmiah adalah tulisan-tulisan yangberidikan tetang catatan ilmu pengetahuan yang disusun atas dasar menggali pegetahuan-pengatahuan lebih dalam. dan dalam menulis karya ilmiah peranan Bahasa Indonesia sangat penting untuk tercapainya karya ilmiah yang baik dan benar.

Dalam menulis karya ilmiah dibutuhkan bahasa yang baik dan benar sesuai dengan EYD, karena karya ilmiah merupakan sumber ilmu yang akan dipakai sebagai referensi (rujukan) bagi karya lain. Jika sebuah karya ilmiah menggunakan bahasa yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, ditakutkan akan terjadi multipenafsiran pada tiap-tiap orang. Untuk mengantisipasi hal tersebut dibutuhkan bahasa yang baik dan benar sesuai dengan kaidah yang berlaku.

Berdasarkan uraian diatas ini kita dapat menyimpulkan bahwa pentingnya peranan bahasa Indonsia dalam konsep ilmiah dalam pembuatan karya tulis agar tulisan kita telah sesuai dengan EYD, dan agar seseorang yang membaca tulisan kita tidak salah menafsirkan.

from : http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-makalah-tentang/penggunaan-bahasa-indonesia-dalam-menulis-karya-ilmiah-oleh-dosen-tek-0

Tugas Java 2 (super kelas & hiding)

0
Contoh SuperKELAS :

class Buku
{
private String tipe;

public Buku(String aTipe)
{
tipe=new String(aTipe);
}

public String jenisBuku()
{

return"Ini" + tipe;

}

}

class Komik extends Buku {

String judul;
String penerbit;
int harga;


public Komik (String ajudul,String apenerbit,int aharga)
{

super("Buku");
judul = ajudul;
penerbit = apenerbit;
harga = aharga;

}



public void displayData()
{

System.out.println("Judul Buku = "+ this.judul);
System.out.println("Penerbit = "+ this.penerbit);
System.out.println("Harga = "+ this.harga);
}

}




class KomikKu
{
public static void main(String[] args)

{



Komik buku1 = new Komik("Jiban","jambanerz",100000);
Komik buku2 = new Komik("Naruto","tigatungku",12000);
Komik buku3 = new Komik("Doremon","pelangi",15000);



buku1.jenisBuku();
buku1.displayData();
System.out.println();

buku2.jenisBuku();
buku2.displayData();

buku3.jenisBuku();
buku3.displayData();

}

}

Output :
Judul Buku = Jiban
Penerbit = jambanerz
Harga = 100000

Judul Buku = Naruto
Penerbit = tigatungku
Harga = 12000
Judul Buku = Doremon
Penerbit = pelangi
Harga = 15000

Contoh Hiding :

//koran.java

class koran1{
private double load, maxLoad;
public koran1 (double max){
this.maxLoad = max;
}
public double getLoad(){
return this.load;
}
public double getMaxLoad(){
return this.maxLoad;
}
public boolean addBox(double weight){
double temp = 0.0D;
temp = this.load + weight;
if(temp <= maxLoad){
this.load = this.load + weight;
return true;
}
else{
return false;
}
}
}

//Mainkoran.java

class Testkoran1{
public static void main(String[] args){
System.out.println("Membuat koran with 100 halaman maximum load.");
koran1 koran = new koran1(100);
System.out.println("Add box #1 (50hlm) : " + koran.addBox(50));
System.out.println("Add box #2 (25hlm) : " + koran.addBox(25));
System.out.println("Add box #3 (5hlm) : " + koran.addBox(5));
System.out.println("Add box #4 (40hlm) : " + koran.addBox(40));
System.out.println("Add box #5 (30hlm) : " + koran.addBox(30));
System.out.println("koran load is " +koran.getLoad() + "hlm");
}
}

Output :
Add box #1 (50hlm) : true
Add box #2 (25hlm) : true
Add box #3 (5hlm) : true
Add box #4 (40hlm) : true
Add box #5 (30hlm) : true
korane load is 150.0hlm

"Perkembangan Bahasa Indonesia"

0
Bahasa adalah salah satu ciri khas dari suatu bangsa, Bangsa Indonesia itu memiliki bahasa daerah yang beraneka ragam loh... Coba saja kita pergi ke daerah Jawa Barat disana kita akan menjumpai masyarakatnya menggunakan bahasa sunda, seperti kumaha damang ? yang artinya menanyakan bagaimana kabarnya. Lain lagi jika kita ke daerah Jawa Tengah kita akan menemukan masyarakatnya menggunakan bahasa sehari-hari bahasa jawa seperti piye kabare ? yang artinya sama menanyakan bagaimana kabarnya. Belum lagi daerah-daerah yang lain seperti daerah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dll. Jadi bangsa kita ini hebat yah… bahasanya banyak macam-macamnya euy..
Namun keanekaragaman bahasa daerah ini bukanlah bahasa resmi, bahasa resminya yaitu Bahasa Indonesia. Bangsa yang baik adalah bangsa yang tidak lupa akan sejarah, hmm… oleh karena itu mari kita pelajari sejarah bahasa kita ini.

Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. pada saat itu, para pemuda dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam Kerapatan Pemuda dan berikrar
(1) bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia,
(2) berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, dan
(3) menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Ikrar para pemuda ini dikenal dengan nama Sumpah Pemuda.
Unsur yang ketiga dari Sumpah Pemuda merupakan pernyataan tekad bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Pada tahun 1928 itulah bahasa Indonesia dikukuhkan kedudukannya sebagai bahasa nasional.
Bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945 karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 disahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa Bahasa negara ialah bahasa Indonesia (Bab XV, Pasal 36).
Keputusan Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 di Medan, antara lain, menyatakan bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang sejak zaman dulu sudah dipergunakan sebagai bahasa perhubungan (lingua franca) bukan hanya di Kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara.
Bahasa Melayu mulai dipakai di kawasan Asia Tenggara sejak abad ke-7. Bukti yang menyatakan itu ialah dengan ditemukannya prasasti di Kedukan Bukit berangka tahun 683 M (Palembang), Talang Tuwo berangka tahun 684 M (Palembang), Kota Kapur berangka tahun 686 M (Bangka Barat), dan Karang Brahi berangka tahun 688 M (Jambi). Prasasti itu bertuliskan huruf Pranagari berbahasa Melayu Kuna. Bahasa Melayu Kuna itu tidak hanya dipakai pada zaman Sriwijaya karena di Jawa Tengah (Gandasuli) juga ditemukan prasasti berangka tahun 832 M dan di Bogor ditemukan prasasti berangka tahun 942 M yang juga menggunakan bahasa Melayu Kuna.
Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa kebudayaan, yaitu bahasa buku pelajaran agama Budha. Bahasa Melayu juga dipakai sebagai bahasa perhubungan antarsuku di Nusantara dan sebagai bahasa perdagangan, baik sebagai bahasa antarsuku di Nusantara maupun sebagai bahasa yang digunakan terhadap para pedagang yang datang dari luar Nusantara.
Informasi dari seorang ahli sejarah Cina, I-Tsing, yang belajar agama Budha di Sriwijaya, antara lain, menyatakan bahwa di Sriwijaya ada bahasa yang bernama Koen-louen (I-Tsing:63,159), Kou-luen (I-Tsing:183), K’ouen-louen (Ferrand, 1919), Kw’enlun (Alisjahbana, 1971:1089). Kun’lun (Parnikel, 1977:91), K’un-lun (Prentice, 1078:19), yang berdampingan dengan Sanskerta. Yang dimaksud Koen-luen adalah bahasa perhubungan (lingua franca) di Kepulauan Nusantara, yaitu bahasa Melayu.
Perkembangan dan pertumbuhan bahasa Melayu tampak makin jelas dari peninggalan kerajaan Islam, baik yang berupa batu bertulis, seperti tulisan pada batu nisan di Minye Tujoh, Aceh, berangka tahun 1380 M, maupun hasil susastra (abad ke-16 dan ke-17), seperti Syair Hamzah Fansuri, Hikayat Raja-Raja Pasai, Sejarah Melayu, Tajussalatin, dan Bustanussalatin.
Bahasa Melayu menyebar ke pelosok Nusantara bersamaan dengan menyebarnya agama Islam di wilayah Nusantara. Bahasa Melayu mudah diterima oleh masyarakat Nusantara sebagai bahasa perhubungan antarpulau, antarsuku, antarpedagang, antarbangsa, dan antarkerajaan karena bahasa Melayu tidak mengenal tingkat tutur.
Bahasa Melayu dipakai di mana-mana di wilayah Nusantara serta makin berkembang dan bertambah kukuh keberadaannya. Bahasa Melayu yang dipakai di daerah di wilayah Nusantara dalam pertumbuhannya dipengaruhi oleh corak budaya daerah. Bahasa Melayu menyerap kosakata dari berbagai bahasa, terutama dari bahasa Sanskerta, bahasa Persia, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa Eropa. Bahasa Melayu pun dalam perkembangannya muncul dalam berbagai variasi dan dialek.
Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia. Komunikasi antarperkumpulan yang bangkit pada masa itu menggunakan bahasa Melayu. Para pemuda Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia, yang menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928).
Kebangkitan nasional telah mendorong perkembangan bahasa Indonesia dengan pesat. Peranan kegiatan politik, perdagangan, persuratkabaran, dan majalah sangat besar dalam memodernkan bahasa Indonesia.
Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945, telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia secara konstitusional sebagai bahasa negara. Kini bahasa Indonesia dipakai oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia, baik di tingkat pusat maupun daerah.
Tetapi dalam perkembangannya Bahasa Indonesia kini mulai semakin ditinggalkan. Orang rata-rata sekarang menggunakan bahasa campuran dalam berbicara sehari-hari baik dalam pergaulan maupun dalam berbagai situasi. Padahal itu orang Indonesia yang berbicara loh... Hingga saat ini orang yang menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai EYD masih sedikit hanya sekitar 2% saja. Sering kita mendengar perkataan seperti gue, loe, bokap, nyokap, dll. Tanpa kita sadari awalnya mungkin kita hanya mendengar dari perkataan orang lain, tetapi semakin lama karena kita sering mendengar kita juga ikut-ikutan mengucapkannya. Mungkin hal ini dianggap suatu hal yang sepele atau tidak penting, ini salah besar. Kita kembali lagi ke bahasa adalah ciri dari suatu bangsa, bagaimana kita dapat melestarikan ciri bangsa kita kalau kitanya tidak menjaga kelestariannya. Kalau hal ini terus terjadi mungkin saja pada waktu yang akan datang bahasa kita sudah berubah entah jadi seperti apa. Jadi solusinya marilah kita lestarikan bahasa bangsa kita ini dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar sesuai EYD. Sudahkan Anda menggunakannya dalam sehari-hari ? hanya diri Anda yang tau. ^^

From : http://blog.wisma-bahasa.com/?p=17

Tugas Java1

0
" CONTOH BREAK "

public class contohBreak
{
public static void main(String args[])
{
int i=0;
do
{
i=i+2;
System.out.println(i);
if(i==10)break;
}
while(i<=10);
}
}


OUTPUT

2
4
6
8
10

"CONTOH CONTINUE "

public class contohContinue
{
public static void main(String args[])
{
int i=0;
do
{
i=i+2;
if(i==5)continue;
System.out.println("iterasi ke : "+i);
if(i==10)break;
}
while(i<=10);
}
}

OUTPUT

iterasi ke : 2
iterasi ke : 4
iterasi ke : 6
iterasi ke : 8
iterasi ke : 10

"CONTOH CLASS "

class contohClass {
public static void main (String[] args) {
System.out.println ("Gunadarma");
}
}

OUTPUT

Gunadarma

"CONTOH RETURN "

public class Return {
static String tes (){
String nama = "Gunadarma";
return nama;
}
public static void main (String[] args) {
System.out.println (tes());
}
}

OUTPUT

Gunadarma

" CONTOH SETTER DAN GETTER "

class Segitiga{
private int Luas;
public Segitiga(){
setLuas(24);
}
public int getLuas(){
return (Luas);
}
public void setLuas(int LuasBaru){
Luas=LuasBaru;
}
}
public class settergetter{
public static void main(String[] args){
Segitiga k=new Segitiga();
System.out.println ("Luas Segitiga :"+k.getLuas());
}
}

OUTPUT

Luas Segitiga :24

Masih awam tentang blog

0
Hadoh.. Kmaren ada tugas kuliah yg jawabannya harus di post lwat blog/web, gmana niy awak lum ngarti sama yang namanya dunia maya. Trus iseng2 nanya sama om google, ternyata banyak macemnya bikin blog. Waduh makin pusing deh. Hha...